Setia Pada Proses
Yakinlah, semua tak ada yang instan! Ketika kamu sudah masuk ke dunia yang dulu pernah kamu geluti, jangan coba-coba menarik diri lagi untuk mundur kembali. Apapun keinginannya itu! Kalau kamu sudah berani bermimpi untuk hal-hal yang besar, maka Allah pun akan menghadapkanmu pada sebuah risiko yang sangat besar pula. Jangan lemahkan dirimu dengan berkata; tidak bisa apa-apa, tidak mungkin sampai, tidak ada jalan, dan sabagainya. Karna dengan mengatakan kata tidak, berarti kita menutup peluang belajar, menutup dari usaha untuk menjadi bisa, dan menutup jalan keluar. Memberi titik sebelum kalimat itu selesai. Jadi bagaimana mau sampai? Kalau belum apa-apa, sudah kalah sebelum berperang.
Sebaiknya berkatalah; belum bisa, belum sampai, belum ada jalan, dan seterusnya. Karna ketika kamu mengatakan kata belum, itu artinya kamu sedang berusaha untuk menjadi bisa, sampai, dan menemukan jalan keluar. Jangan pernah beri akhir dari sebuah tulisan dengan titik, sebelum kamu mencoba menyelesaikannya dengan baik. Pelajari dan analisis dirimu sendiri. Potensi apa yang tersimpan dalam tubuhmu kini. Karena tak ada yang bisa mengetahui apa yang tersimpan dalam dirimu, selain dirimu sendiri.
Kamu lihat Buya Hamka, dimana dia bisa menulis bukunya? Didalam penjara. Kamu lihat Thomas Alva Edison, berapa kali dia gagal sebelum menemukan lampu pijar. Dan masih banyak lainnya, tokoh-tokoh Islam dan Eropa yang bisa kita jadikan buah pembelajaran dalam kehidupan. Tak ada kata terlambat di dunia ini, selagi kamu memiliki nafas yang belum berhenti. Jika hari ini, Allah hanya memberikan kemampuan untuk bisa membeli lauk tempe goreng. Ya beli saja itu. Jangan paksakan diri untuk membeli rendang sapi. Tetap jalani hidupmu dengan afirmasi positif setiap hari. Jangan matikan semangatmu, dengan afirmasi yang meragukan kemampuan diri.
Allah menciptakan manusia itu dengan keistimewaannya tersendiri. Sudah! Jangan menggerutu apalagi mengeluh tentang hari-hari. Ucapkan terimakasih dan makan saja tempe goreng yang Allah sediakan. Kamu boleh menangis atas kegagalan hari ini, tapi ingat jangan hentikan produktivitas otakmu. Juga jangan hentikan langkah kakimu. Begitu juga dengan seluruh anggota tubuhmu, ajak dia bergerak untuk maju. Terus saja menggali, sampai galian terakhir. Karna kamu tidak akan pernah tahu berapa galian lagi, untuk bisa sampai ke titik itu. Bisa saja kata Allah tujuh galian lagi, atau bahkan hanya tinggal empat atau dua galian lagi. Tapi coba bayangkan, jika kamu tiba-tiba berhenti begitu saja. Berhenti di tengah jalan tanpa melihat tanda-tanda kebesaran-Nya. Akankah tergapai mimpi itu? Setialah pada setiap proses. Nikmati alur cerita hidupmu, karna Allah Maha Tahu.
Tugasmu adalah menggali fokus diri, menjaga konsistensi. Tetap berjalan di jalan yang Allah kehendaki. Hei, bangun dari tidurmu! Bangkit dan keluarlah. Teruslah hidup dan berani mengambil langkah diri. Keluar dari zona nyaman yang membuatmu berlama-lama bermimpi namun tanpa eksekusi nyata. Terus berproses meski kadang sakit hati mendera, terus berjalan meski luka kadang menghantui, dan terus berpikir jernih meski dunia mengelabui. Karna setiap perjalanan itu butuh pengemblengan diri. Sebagai perjuangan tanpa henti, sesuai dengan yang Allah kehendaki. Tenang! Sabarmu sedang diuji, ikhlasmu sedang dimengerti. Ambil hikmah terbaik dari semua perjalanan di dunia ini.
Kalau nanti kamu bisa kembali berdiri, itu adalah anugerah dari Allah atas proses yang tiada henti tadi. Alasan sukses itu bukan hanya soal materi. Akan tetapi, bagaimana hidupmu juga bisa berarti. Bermanfaat untuk umat manusia walaupun ada atau tidaknya harta yang membanjiri. Bisa saling menghargai dan memiliki empati, itupun rezeki. Sehingga hadirmu bukan untuk menumbuhkan luka dan sakit hati. Tak perlu menjadi hebat untuk bermanfaat. Tak perlu menjadi cepat untuk selamat. Tak perlu main sikat, untuk naik tingkat. Tenang saja dunia belum kiamat, yang perlu kita kedepankan adalah yuk.. banyak-banyak taubat. Karna Allah Maha Melihat, hiduplah di dunia dengan tujuan akhirat.
bismillah semoga bisa fokus, semangat!
BalasHapussemangat, semoga dimudahkan
Hapusgagal dua kali, bangkit tiga kali.. gak boleh menyerah pada dunia, sebelum kita mati ya!
BalasHapussetuju mbak
HapusIni sih dosen kesayangan aku ini. Suka dengan tulisan-tulisannya, suka ngena bgt di hati saya Bu sbg pembaca
BalasHapusalhamdulilah jika bermanfaat
Hapus